Ilmu Rogo Sukmo (posted by DhaNi)
Ilmu ini tergolong langka dan banyak diburu oleh para pandito, jawara maupun paranormal sebagai suatu eksistensi ilmu tertinggi yang sangat dikeramatkan akan kedigjayaan. Juga suatu ilmu yang berpedoman pada unsur iffah yang menyerap energi sifat alam, dan menduduki peringkat keenam dari sembilan deretan ilmu tertinggi.
Sebagai ilmu rasa nurasa, Aji Rogo Sukmo tercipta dalam keunggulan dan penuh akan keistimewaan yang terkandung didalamnya. Karena sesungguhnya ajian ini bersifat ladunni. Konon separuh ilmu bisa dipelajari oleh kita. Dan separuh lagi akan secara langsung dibimbing oleh bangsa gaib hingga mencapai suatu puncak kesempurnaan ilmu.
Sesungguhnya inti dari ilmu aji rogo sukmo, akan membawa mereka ke suatu derajat Rijalul gaib yang diperuntukkan sebagai sosok pagar bumi dalam menjaga pertahanan, keamanan serta ketentraman suatu daerah. Juga keistimewaan lain yang sangat ditonjolkan oleh ilmu ini adalah mereka akan menjadi sosok pembawa amanat dari beberapa golongan bangsa lelembut yang akan selalu menyampaikan tentang sifat alam yang bakal terjadi dikemudian hari.
Konon, karena aji rogo sukmo, tergolong ilmu bangsa ruhaniyah, yang mampu menjadi seseorang tuan dari bangsa gaib, sebagai iffah penyerapan rasa nurasa manunggaling kaula gusti.
Di zaman wali, tepatnya dipulau Jawa, Habib Husen Annawawi yang bermarga Al Adzomatul Khon, pernah menceritakan kepadaku, bahwasanya paku bumi Negara Indonesia adalah pulau Jawa, karena adanya empat wali sebagai Rijalullah bumi. Yang selalu menjaga keamanan, kemakmuran bangsa dari semua mara bahaya dan yang dimaksud empat wali tersebut adalah :
- Sultan Hasanuddin
- Kuwu Cakra Buana
- Sunan Kali Jaga
- Syekh Magelung Sakti
Secara individu, aji rogo sukmo pernah kukenal sejak usiaku masih dini. Karena ilmu itu sering diperagakan oleh ayahanda bersama dengan para muridnya sebelum beliau almarhum. Kala itu, ayahanda menjabat sebagai ketua padepokan TAPAK TILAS MACAN SEMBO. Yang beraliran ilmu kedigjayaan bangsa ruhani, sebagai penerus sang kakek sejak tahun 1951 silam.
Dari suatu penggemblengan ilmu nurasa hingga penggodakan makna ruhaniyah, terlahirlah suatu cipta rasa yang disebut dengan ilmu rogo sukmo. Pada hasilnya, para murid akan dicoba berbagai tes akhir dari kesempurnaan tingkat ilmu yang mereka pelajari. Dari sabetan mata pedang yang menembus badan mereka bagai desiran angin berlalu, sampai suatu pemisah raga dari satu tempat ke tempat lain bagai kilatan cahaya yang tak terlihat oleh mata kita.
Dalam kinatah pembedaran aji rogo sukmo, antara hati, rasa, tingkah laku harus selaras bersama. Terutama dalam lingkaran waktu massa ritual. Karena sesungguhnya, ilmu ini tercipta dari tiga rasa tersebut. Dan sebagai kesempurnaan ilmu rogo sukmo itu sendiri, terbagi menjadi empat tingkatan. Yang nantinya disebut dengan istilah AJI RASA NURASA MANUNGGGALING KAULA GUSTI.
1. Rogo Sukmo (bersifat) Bumi
Dalam tingkatan tahap pertama. Setiap manusia dituntut untuk rendah diri, penuh asih dan banyak beramal. Dalam pengalaman mereka, diharuskan berpuasa selama 9 hari dengan hanya mengkonsumsi buah-buahan dan air putih dalam prakteknya. Mereka diharuskan mengamalkan aji rogo sukmo dimulai jam 23.00, diatas tanah kosong dengan membakar sarana buhur paceti atau buhurbabul fathi (pintu pembuka).
2. Rogo Sukmo (bersifat) Api
Setelah selesainya dari tingkatan pertama. Kita juga dituntut untuk melangkah ketabir nomor 2 yaitu, si pengamal diharuskan selalu melihat matahari pada jam 7 pagi, 12 siang, dan jam 6 sore, dengan suatu kiat amalan aji rogo sukmo dibaca satu kali.
Juga dalam pengamalannya, mereka diharuskan berpuasa selama 14 hari, dengan satu pantangan, tidak boleh mengkonsumsi makanan yang bernyawa. Dalam prakteknya, mereka dituntut untuk mengamalkannya aji rogo sukmo dimulai pada jam 24.00, dan dikelilingi nyala lilin merah sebanyak 17 lilin, dengan posisi melingkar badan kita.
3. Rogo Sukmo (bersifat) Air
Dalam peningkatan tahap ketiga. Mereka dituntut untuk bersodakoh pada anak yatim maupun piatu seikhlas hati mereka. Terhitung dari awal puasa hingga sampai menjelang selesai 3 hari, dalam pengamalannya mereka diharuskan berpuasa mutih selama tiga hari, dan dituntut mengamalkan aji rogo sukmo.
Dimulai pada jam 01.00 dengan kiat berendam, pada sebuah airdan dengan membakar sarana buhur Turkisi atau Buhur Wustho (pintu pertengahan).
Ilmu ini tergolong langka dan banyak diburu oleh para pandito, jawara maupun paranormal sebagai suatu eksistensi ilmu tertinggi yang sangat dikeramatkan akan kedigjayaan. Juga suatu ilmu yang berpedoman pada unsur iffah yang menyerap energi sifat alam, dan menduduki peringkat keenam dari sembilan deretan ilmu tertinggi.
Sebagai ilmu rasa nurasa, Aji Rogo Sukmo tercipta dalam keunggulan dan penuh akan keistimewaan yang terkandung didalamnya. Karena sesungguhnya ajian ini bersifat ladunni. Konon separuh ilmu bisa dipelajari oleh kita. Dan separuh lagi akan secara langsung dibimbing oleh bangsa gaib hingga mencapai suatu puncak kesempurnaan ilmu.
Sesungguhnya inti dari ilmu aji rogo sukmo, akan membawa mereka ke suatu derajat Rijalul gaib yang diperuntukkan sebagai sosok pagar bumi dalam menjaga pertahanan, keamanan serta ketentraman suatu daerah. Juga keistimewaan lain yang sangat ditonjolkan oleh ilmu ini adalah mereka akan menjadi sosok pembawa amanat dari beberapa golongan bangsa lelembut yang akan selalu menyampaikan tentang sifat alam yang bakal terjadi dikemudian hari.
Konon, karena aji rogo sukmo, tergolong ilmu bangsa ruhaniyah, yang mampu menjadi seseorang tuan dari bangsa gaib, sebagai iffah penyerapan rasa nurasa manunggaling kaula gusti.
Di zaman wali, tepatnya dipulau Jawa, Habib Husen Annawawi yang bermarga Al Adzomatul Khon, pernah menceritakan kepadaku, bahwasanya paku bumi Negara Indonesia adalah pulau Jawa, karena adanya empat wali sebagai Rijalullah bumi. Yang selalu menjaga keamanan, kemakmuran bangsa dari semua mara bahaya dan yang dimaksud empat wali tersebut adalah :
- Sultan Hasanuddin
- Kuwu Cakra Buana
- Sunan Kali Jaga
- Syekh Magelung Sakti
Secara individu, aji rogo sukmo pernah kukenal sejak usiaku masih dini. Karena ilmu itu sering diperagakan oleh ayahanda bersama dengan para muridnya sebelum beliau almarhum. Kala itu, ayahanda menjabat sebagai ketua padepokan TAPAK TILAS MACAN SEMBO. Yang beraliran ilmu kedigjayaan bangsa ruhani, sebagai penerus sang kakek sejak tahun 1951 silam.
Dari suatu penggemblengan ilmu nurasa hingga penggodakan makna ruhaniyah, terlahirlah suatu cipta rasa yang disebut dengan ilmu rogo sukmo. Pada hasilnya, para murid akan dicoba berbagai tes akhir dari kesempurnaan tingkat ilmu yang mereka pelajari. Dari sabetan mata pedang yang menembus badan mereka bagai desiran angin berlalu, sampai suatu pemisah raga dari satu tempat ke tempat lain bagai kilatan cahaya yang tak terlihat oleh mata kita.
Dalam kinatah pembedaran aji rogo sukmo, antara hati, rasa, tingkah laku harus selaras bersama. Terutama dalam lingkaran waktu massa ritual. Karena sesungguhnya, ilmu ini tercipta dari tiga rasa tersebut. Dan sebagai kesempurnaan ilmu rogo sukmo itu sendiri, terbagi menjadi empat tingkatan. Yang nantinya disebut dengan istilah AJI RASA NURASA MANUNGGGALING KAULA GUSTI.
1. Rogo Sukmo (bersifat) Bumi
Dalam tingkatan tahap pertama. Setiap manusia dituntut untuk rendah diri, penuh asih dan banyak beramal. Dalam pengalaman mereka, diharuskan berpuasa selama 9 hari dengan hanya mengkonsumsi buah-buahan dan air putih dalam prakteknya. Mereka diharuskan mengamalkan aji rogo sukmo dimulai jam 23.00, diatas tanah kosong dengan membakar sarana buhur paceti atau buhurbabul fathi (pintu pembuka).
2. Rogo Sukmo (bersifat) Api
Setelah selesainya dari tingkatan pertama. Kita juga dituntut untuk melangkah ketabir nomor 2 yaitu, si pengamal diharuskan selalu melihat matahari pada jam 7 pagi, 12 siang, dan jam 6 sore, dengan suatu kiat amalan aji rogo sukmo dibaca satu kali.
Juga dalam pengamalannya, mereka diharuskan berpuasa selama 14 hari, dengan satu pantangan, tidak boleh mengkonsumsi makanan yang bernyawa. Dalam prakteknya, mereka dituntut untuk mengamalkannya aji rogo sukmo dimulai pada jam 24.00, dan dikelilingi nyala lilin merah sebanyak 17 lilin, dengan posisi melingkar badan kita.
3. Rogo Sukmo (bersifat) Air
Dalam peningkatan tahap ketiga. Mereka dituntut untuk bersodakoh pada anak yatim maupun piatu seikhlas hati mereka. Terhitung dari awal puasa hingga sampai menjelang selesai 3 hari, dalam pengamalannya mereka diharuskan berpuasa mutih selama tiga hari, dan dituntut mengamalkan aji rogo sukmo.
Dimulai pada jam 01.00 dengan kiat berendam, pada sebuah airdan dengan membakar sarana buhur Turkisi atau Buhur Wustho (pintu pertengahan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar